UJIAN
TENGAH SEMESTER
BUDAYA
ORGANISASI
DOSEN : IR
EKO YULIANTO,M.Pd, MM, MSD,S.Psi
SABTU, 29
JANUARI 2022
NAMA :
KETUT NITA OKTAVIA WIDIARTI
NIM : 18010021
Jurusan :
Manajemen
Mahasiswa Program Manajemen – STIE MBI
Jelaskan pengertian budaya, pengertian organisasi, pengertian budaya organisasi dan definisi budaya organisasi menurut para ahli,
Jawab :
Budaya didefinisikan sebagai cara hidup
orang yg hidup bepindah pindah dari generasi ke generasi melalui berbagai
proses pembelajaran dan pengetahuan untuk menciptajan hidup yg paling cocok di
lingkungannya.
Organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang
bekerja sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali
untuk mencapai tujuan tertentu memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya.
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama
yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari
organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik
kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.
Budaya Organisasi menurut Para Ahli :
Budaya organisasi adalah kumpulan asumsi dan nilai baik yang disadari maupun tidak yang dapat mengintegrasikan organisasi. Asumsi dan nilai tersebut menjadi penentu tingkah laku anggota organisasi (Walter R. Freytag).
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang menjadi acuan SDM dalam menyelesaikan problem eksternal serta usaha untuk menyesuaikan integrasi ke internal perusahaan sehingga tiap anggota organisasi perlu mengerti nilai-nilai yang ada untuk berperilaku di dalam organisasi (Susanto).
Pengertian budaya organisasi diartikan sebagai persepsi, simbol, prinsip, nilai, dan keinginan untuk mensinergikan kelompok dalam berkerja sama (Larissa A. Grunig, et al)
Budaya Organisasi adalah suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain. (Robbins)
Budaya Organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap anggota organisasi akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya. (Lathans)
Budaya adalah identitas dan jati diri suatu organisasi, jelaskan dan berikan contohnya !
Jawab :
Jati diri atau yang lazim juga disebut identitas merupakan ciri khas yang
menandai seseorang, sekelompok orang, atau suatu bangsa. Jika ciri khas itu
menjadi milik bersama suatu bangsa, hal itu tentu menjadi penanda jati diri
bangsa tersebut. Seperti halnya bangsa lain, bangsa Indonesia juga memiliki
jati diri yang membedakannya dari bangsa yang lain di dunia. Jati diri itu
sekaligus juga menunjukkan keberadaan bangsa Indonesia di antara bangsa lain.
Sebagai warga negara Indonesia, kita tidak boleh kehilangan jati diri kita
sebagai suatu bangsa dan sebagai putra daerah, kita tidak boleh kehilangan jati
diri kedaerahan kita agar kita tidak tercerabut dari akar budayanya.
Selain terungkap dalam simbol bahasa dan sastra, jati diri kita tercermin pula dari kekayaan seni budaya, adat istiadat atau tradisi, tata nilai, dan juga perilaku budaya masyarakat. Terkait dengan itu, Indonesia amat kaya akan keragaman seni budaya, adat istiadat atau tradisi, dan juga tata nilai dan perilaku budaya. Sebagai unsur kekayaan budaya bangsa, seni budaya, adat istiadat atau tradisi, tata nilai, dan perilaku budaya perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai simbol yang dapat mencerminkan jati diri bangsa, baik dalam kaitannya dengan jati diri lokal maupun jati diri nasional.
Contohnya :
Batik merupakan
kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya
Indonesia (khususnya Jawa). Batik juga merupakan warisan nenek moyang bangsa
Indonesia sejak dahulu kala.maka dri itu kita sebagai generasi bangsa harus bisa
menjaga dan melestarikannya supaya tetap terjaga kearipan lokalnya.
Pemahaman Tentang membangun budaya organisasi dan mengembangkan budaya organisasi, jelaskan dan berikan contohnya !
Jawab :
Membangun Budaya Organisasi selain mengarahkan semua orang di
dalam organisasi mengenai cara yang benar dalam melakukan sesuatu, menentukan
apa yang penting dan tidak penting juga membantu organisasi untuk tumbuh dan
berkembang. Nilai dan asumsi suatu budaya organisasi tidak dapat dilihat secara
langsung tetapi memiliki kekuatan untuk membentuk segala hal yang terjadi di
dalam organisasi. Sikap dan pelayanan karyawan dari sebuah perusahaan besar
yang baik dan mencitrakan perusahaan adalah cerminan budaya yang ada pada
perusahaan tersebut. Budaya organisasi sebuah perusahaan bukanlah terjadi
secara instan begitu saja, tetapi diperlukan proses yang panjang hingga tahunan
untuk membentuk karyawan yang bisa menerapkan budaya perusahaannya dengan baik
dan konsisten.
Tahapan proses pembentukan budaya organisasi dimulai dari penyusunan nilai-nilai yang berlaku dalam organisasi. Kemudian diinternalisasikan melalui sosialisasi yang meliputi komunikasi, internalisasi dan implementasi setiap anggota organisasi melalui pembentukan change agent. Serta penyusunan sistem dan prosedur untuk menjaga dan memelihara kesinambungan.
Oleh karenanya, untuk membangun budaya organisasi
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Menetapkan Visi dan Misi Organisasi.
Visi dan misi organisasi ini akan
mengarahkan organisasi dalam menjalankan bisnisnya, sehingga dibutuhkan
analisis yang mendalam agar dapat menjadi branding organisasi.
2.
Mensosialisasikan Visi dan Misi.
Setelah visi dan misi ditetapkan
langkah selanjutnya adalah sosialisasi kepada seluruh elemen organisasi agar
mengetahui, memahami, menginternalisasi dan mengimplementasikan mengenai visi
dan misi organisasi.
3.
Menetapkan Budaya Kerja.
Budaya kerja sebagai suatu falsafah
yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan dan kekuasaan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu organisasi.
Kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita,
pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja. Oleh karena
itu, memahami dan mengimplementasikan budaya kerja merupakan tugas berat yang
harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh karena menyangkut proses pembangunan
karakter, sikap, dan perilaku manusia.
4.
Mengimplementasikan Budaya Kerja
secara Konsisten.
Setiap budaya kerja yang sudah
ditetapkan wajib diimplementasikan dalam praktik kerja sehari-hari di dalam
maupun di luar organisasi. Fungsinya adalah agar masing-masing anggota
organisasi terlatih untuk menjalankan budaya kerja yang sudah ditetapkan.
5.
Mengukur Implementasi Budaya Kerja.
Pengukuran implementasi budaya kerja
ini untuk mengetahui hasil yang sudah dicapai dari penerapan budaya kerja
secara periodik. Sehingga akan terbentuk sebuah proses sistem kerja yang
spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan dan berjangka waktu.
6.
Memberikan Reward dan Punishment.
Pemberian reward dan punishment
terhadap anggota organisasi yang sudah ataupun belum menjalankan budaya kerja
sangat dibutuhkan agar anggota organisasi tetap bersemangat mengimplementasikan
budaya kerja.
Contoh :
a. Lion Air yang didirikan oleh Kusnan dan
Rusdi Kirana, perusahaan maskapai penerbangan Lion Air memiliki reputasi budaya
organisasi yang cukup baik. Faktanya, Rusdi sering melakukan pertemuan informal
dengan pada karyawan untuk mendiskusikan ide - ide yang dapat meningkatkan
pengembangan perusahaan. Budaya transparansi ini sering dipuji dan menjadi
inspirasi bagi para karyawannya. Belajar dari perusahaan Lion Air, kita perlu
memahami bahwa dengan memberikan kebebasan kepada karyawannya dalam berpendapat
dapat memudahkan kultur positif terbentuk antara karyawan dan
perusahaan. Selain itu, perusahaan maskapai penerbangan ini juga sering
mengajak para karyawannya untuk mengikuti kelas pelatihan. Dengan begitu, para
karyawan pun akan sadar bahwa mereka dapat bertumbuh bersama dengan perusahaan
tersebut.
b. Google menjadi salah satu perusahaan yang diimpikan oleh banyak
orang. Selain berpredikat sebagai perusahaan terbaik di dunia, perusahaan
raksasa teknologi ini juga dinilai memiliki budaya organisasi yang
baik. Selama bertahun-tahun, Google berpegang pada budaya kerja yang
kasual atau terkesan santai. Tanpa disadari lingkungan kerja seperti ini dapat
membuat para karyawannya lebih merasa bebas mengutarakan ide dan menunjukkan
potensi terbaik mereka. Selain itu, transparansi informasi menjadi hal
dasar kedua yang paling di pegang oleh perusahaan Google. Direktur Pengembangan
SDM Google, Laszlo Bock, menyebutkan bahwa setiap karyawan dapat mengakses
seluruh informasi terkait rencana dan langkah perusahaan, serta hal apa saja
yang sedang dikerjakan oleh rekan kerjanya. Budaya organisasi ini dapat
menjadi acuan para pengusaha untuk mendapatkan kepercayaan para karyawannya.
c. Facebook yang didirikan oleh Mark
Zuckerberg, Facebook memiliki budaya kerja yang dapat mendorong karyawannya
untuk bersikap kompetitif, namun tetap nyaman untuk bekerja di
dalamnya. Bahkan, menurut survei yang dilakukan oleh PayScale, 93 persen
karyawan Facebook mengaku sangat senang dan puas ketika bekerja di perusahaan
media sosial ini. Hal ini dikarenakan karyawan Facebook diberikan kebebasan
untuk memberikan kritik dan saran kepada para manajernya. Perusahaan besar
ini sebisa mungkin tidak membatasi ruang kerja karyawanya. Ini terbukti bahwa
bahkan seorang Mark Zuckerberg sendiri bekerja di ruangan yang sama dengan
timnya atau tidak memiliki ruangan khusus
Pentingnya budaya organisasi harus berubah dan organisasi harus melakukan perubahan budaya, jelaskan dan berikan contohnya !
Jawab :
Budaya perusahaan/organisasi sangat berperan penting dalam menciptakan kelancaran dalam segala aspek yang berjalan di perusahaan. Budaya perusahaan merupakan pondasi yang berisi norma-norma, nilai-nilai, cara kerja karyawan dan kebiasaan yang bermuara pada kualitas kinerja organisasi Anda.
Ada 7 alasan kenapa pentingnya budaya
organisasi :
ü Mendefinisikan identifikasi internal dan
eksternal organisasi.
ü Budaya organisasi adalah tentang menjalankan
nilai inti organisasi
ü Budaya membuat karyawan menjadi pendukung
organisasi
ü Mempertahankan orang-orang terbaik
ü Membantu jalannya onboarding
ü Budaya mengubah organisasi menjadi sebuah
tim
ü Berdampak pada kinerja dan kesejahteraan
karyawan
Cara mengiplementasikan budaya organisasi
contohnya yaitu ;
a.
Proses
Perekrutan
Proses perekrutan
yang efektif dapat membantu organisasi memanfaatkan budayanya. Secara
tradisional, perekrutan berfokus terutama pada keterampilan pelamar, tetapi
ketika kepribadian perekrutan juga sesuai dengan budaya organisasi, karyawan
tersebut akan cenderung memberikan kinerja yang unggul.
b.
Program
Onboarding
Mengajarkan karyawan baru tentang sistem
nilai, norma, dan perilaku organisasi yang diinginkan. HRD harus membantu
karyawan baru menjadi bagian dari jaringan sosial dalam organisasi dan
memastikan bahwa mereka memiliki pengalaman kerja awal yang memperkuat budaya.
c.
Program Pemberian Apresiasi
Program-program
ini adalah mekanisme utama yang dapat digunakan perusahaan untuk memotivasi
karyawan agar bertindak sesuai dengan budaya dan nilai organisasi.
Misalnya, jika kerja tim adalah nilai inti, bonus harus menghargai kerja tim
dan tidak didasarkan pada kinerja individu. Pengusaha juga harus menyoroti
mereka yang mempersonifikasikan nilai-nilai perusahaan.
d.
Program manajemen
Kinerja
Karyawan yang berbagi nilai dan aspirasi cenderung mengungguli mereka yang
berada di lingkungan yang tidak memiliki keterpaduan dan tujuan yang sama.
Program manajemen kinerja dapat sangat mempengaruhi budaya perusahaan dengan
menguraikan secara jelas apa yang diharapkan dari karyawan serta dengan
menyediakan alat umpan balik yang menginformasikan karyawan tentang perilaku
yang tepat.
Bagaimana cara merubah dan membangun budaya organisasi yang positif, jelaskan dan berikan contohnya !
Jawab :
Ada 7 strategi membangun budaya organisasi yang positif, yaitu :
a.
Fokus pada Kesehatan Mental Setiap
Orang
Kesehatan mental merupakan salah satu
elemen paling penting dalam budaya organisasi yang baik, namun sering kurang
diperhatikan. Tempat kerja sangat rentan terhadap stres. Jika ini dibiarkan,
maka akan dapat memengaruhi kondisi mental dan fisik seseorang yang pada
akhirnya menurunkan kinerja mereka. Opsi lain adalah dengan menciptakan
lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental setiap orang. Buat suasana
kantor senyaman mungkin. Biasakan untuk bertutur kata yang baik, memberikan
sapaan, dan membicarakan hal-hal yang positif. Ini akan dapat memberikan aura
positif kepada setiap orang di ruangan.
b.
Ciptakan Komunikasi Yang Positif
Banyak perusahaan memiliki sejumlah
besar divisi yang di dalamnya terdapat banyak anggota pula. Komunikasi sering mengalami
masalah, karena datang dari berbagai arah dan mungkin menjadi bias. Di sini lah
peran sebuah sistem yang tersentralisasi menjadi sangat penting. Pertimbangkan
untuk menggunakan sistem ERP yang dapat memusatkan seluruh informasi dan
memungkinkan setiap orang untuk mengaksesnya dari satu sumber. Ketika informasi
diperbarui atau diubah, maka setiap orang dapat menerima notifikasi sehingga
kesalahpahaman sangat dapat dihindari.
c.
Tanamkan Toleransi dalam Organisasi
Perbedaan dalam organisasi adalah suatu
hal yang wajar. Ini dapat hadir dalam berbagai bentuk; perbedaan kepercayaan,
budaya, sudut pandang, preferensi, dan lain-lain. Sering kali,
perbedaan-perbedaan ini berujung pada pertikaian. Untuk menghindari hal ini,
diperlukan adanya penanaman toleransi dari seseorang sebagai pemimpin.
d.
Nilai Karyawan Secara Objektif
Penilaian kinerja adalah proses yang
harus dilakukan dalam organisasi untuk memotivasi karyawan agar terus tumbuh.
Ketika menilai karyawan, nilailah mereka secara objektif. Artinya, penilaian
yang harus berdasarkan kinerja dan pencapaian mereka. Bukan hanya yang
diketahui saja, tetapi juga berdasarkan apa yang mereka catat. Oleh karena itu,
penting untuk mendengarkan apa yang harus karyawan katakana. Untuk memudahkan
dalam melakukan evaluasi, gunakan sistem HRM yang dapat diandalkan. Sistem ini
memungkinkan staf untuk mencatat target, kemajuan, dan hasil kerja mereka.
seorang atasan pun dapat memonitor kinerja mereka sehingga apa yang akan di
evaluasi benar-benar berdasarkan bukti nyata.
e.
Wujudkan Kesetaraan di Tempat Kerja
Yang dimaksud di sini tentu bukan
soal upah karyawan, tetapi perlakuan terhadap mereka. Upah karyawan tentu saja
berbeda, karena tanggung jawab dan hasil yang dicapai setiap karyawan pasti
berbeda. Akan tetapi, tidak peduli posisi, gender, atau tanggung jawab
mereka, mereka berhak untuk mendapat perlakuan yang adil dari perusahaan. Menurut
KemenPPPA, kesenjangan gender dalam dunia kerja di Indonesia masih cukup
tinggi. Mereka mengatakan bahwa tingkat partisipasi dan jumlah upah perempuan
berada jauh di bawah laki-laki. Ini artinya, masih banyak perusahaan di
Indonesia yang menganggap bahwa pekerja wanita inferior daripada pria.
f.
Motivasi Karyawan Melalui Gamifikasi
Organisasi tidak akan berkembang
apabila orang-orangnya tidak tumbuh. Inilah mengapa penting untuk memastikan
bahwa setiap orang tetap berkeinginan untuk terus meningkatkan
potensinya. Untuk memotivasi karyawan untuk tetap memperkaya kemampuan
mereka, gunakanlah gamifikasi. Ini seperti mengadakan kompetisi di perusahaan.
Izinkan setiap karyawan yang memiliki potensi untuk berpartisipasi dalam
kompetisi ini. Tentukan reward untuk pemenang, karena tanpa itu, karyawan
mungkin kurang berminat untuk mengikuti “perlombaan” ini. seorang atasan dapat
membuat perlombaan untuk jabatan, proyek, dan tugas-tugas tertentu. Gamifikasi
ini dapat dibuat secara otomatis dan dimonitor dengan mudah dengan bantuan
Sistem Manajemen Kompetensi.
g.
Tunjukkan Apresiasi
Cara lain yang perlu dilakukan untuk menciptakan budaya organisasi yang baik adalah dengan mengekspresikan apresiasi. Apresiasi perlu ditunjukkan karena ini akan membantu karyawan merasa dihargai dan mendapatkan pengakuan. Oleh karena itu, jangan hanya fokus pada masalah yang perusahaan alami, tetapi juga pada usaha dan hasil yang dibuat. Tim-tim dikantor mungkin sudah berusaha sebaik mungkin untuk mencapai objektif, namun masalah terkadang sulit diprediksi dan tidak dapat dihindari. Mengapresiasi usaha mereka akan memberikan semangat bagi mereka untuk bangkit lagi meskipun sempat mengalami kegagalan.
Di bawah ini adalah beberapa contoh budaya perusahaan yang dapat
menjadi gambaran :
1. SpaceX, perusahaan ini tenar dengan sosok
Elon Musk sebagai pelopor dan pendobrak sains yang disandingkan dengan bisnis. Siapa
akan menyangka bahwa perjalanan ke luar angkasa akan dikomersilkan? Tentu saja
SpaceX mengusung terobosan ini dengan memulai inovasinya pada pembangunan
manufaktur kedirgantaraan dan transportasi ruang angkasa. SpaceX menggunakan
jenis budaya perusahaan elit untuk memberi ruang ide yang luas bagi karyawan
mereka. Bahkan, jam kerja karyawan SpaceX bisa mencapai 60 sampai 70 jam per
minggu. Meski dengan jam kerja yang cukup panjang, namun karyawan SpaceX
meyakini nilai atau budaya perusahaan yang membuat mereka bangga dan berharap
tinggi pada capaian perusahaan. Mereka memiliki ide dan kreativitas yang
dikolaborasikan serta didukung oleh motivasi sebagai pembaharu dalam jenis
bisnis unik itu.
2. General Electric (GE), perusahaan raksasa nan legendaris di
Amerika Serikat ini terkenal dengan praktik manajemen cut and dry atau
penerapan prosedur sesuai rencana yang telah ditetapkan dengan formula baku.
Perusahaan ini menggunakan jenis budaya perusahaan konvensional dalam relasi
internalnya. Namun belakangan diketahui bahwa GE telah mulai mengadopsi
aplikasi umpan balik dan menghilangkan aspek tinjauan atau evaluasi kinerja
yang sebelumnya dilakukan secara kaku antar karyawan. Kini, GE telah
memfasilitasi karyawannya dengan teknologi dan perubahan yang merujuk pada
relasi dan umpan balik secara otomatis dan ringkas.
Buat dan bahasas studi kasus tentang Perubahan – Perubahan Yang Harus Dilakukan Oleh Organisasi / Perusahaan Yang Terkena Dampak Signifikan Oleh Pandemi Covid-19, ditinjau kasus dari Studi Budaya Organisasi.
Jawab :
Kondisi perekonomian global telah berubah secara signifikan
dengan merebaknya Covid-19 di awal 2020. Perubahan ini diperlihatkan dengan
menurunnya kondisi perekonomian di berbagai sektor setelah WHO menyatakan
secara resmi Covid-19 sebagai pandemi. Pembukaan kembali sejumlah sektor menuju
fase masyarakat yang produktif dan aman dari Covid-19 harus melalui
tahapan-tahapan yang ketat dan hati-hati. Kebijakan ini merupakan langkah
terkait adaptasi kebiasaan baru agar masyarakat tetap produktif dan aman dari
penularan Covid-19.
Hampir semua lini kehidupan termasuk sektor ekonomi mengalami
pelemahan yang sangat terasa. Pada fase masa transisi menuju kebiasaan baru,
sektor ekonomi harus segera bangkit, seiring penanganan Covid-19 dari sisi
kesehatan.Kerugian diakibatkan oleh penyebaran Covid-19 telah dirasakan oleh
berbagai sektor di tanah air, dimulai dari sektor manufaktur hingga pariwisata
mengalami penurunan pendapatan cukup tajam.
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa strategi dan kebijakan
preventif sebagai upaya meminimalisasi risiko penyebaran Covid-19. Presiden
mengeluarkan kebijakan social distancing sebagai antisipasi penyebaran virus
yang diikuti oleh pejabat daerah yang mengeluarkan juga kebijakan WFH (Work
from Home) dan belajar dari rumah. Strategi kebijakan ini dilakukan untuk
setiap karyawan agar tetap dapat berkarya secara optimal dalam menjalankan
kebijakan tersebut dengan memperhitungkan berbagai skenario Covid-19 termasuk
budaya organisasi.
Budaya organisasi perusahaan yang selama ini telah terbentuk,
dengan adanya beberapa kebijakan pemerintah yang dikeluarkan saat pandemi maka
perusahaan harus mulai bersahabat dan melakukan penyesuaian dengan kondisi saat
ini. Membangun budaya organisasi perusahaan yang tangguh dan relevan
dengan kondisi saat ini merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
bisa menyesuaikan dengan perkembangan kondisi pandemi sehingga perusahaan
memiliki kemampuan yang cukup. Harapannya tetap unggul dan mampu bersaing pada
masa ketidakpastian yang tinggi. Budaya selalu menyesuaikan dengan perubahan
yang terjadi di sekitarnya.
Budaya adalah cermin dari masyarakatnya termasuk pada komunitas
paling kecil. Budaya merupakan “the way of life” bagi suatu masyarakat yang
didefinisikan sebagai sistem nilai masyarakat yang mencirikan suatu nilai-nilai
yang dianut dan diterima bersama dalam satu pemahaman dengan latar belakang
anggota organisasi yang berbeda-beda serta digunakan sebagai dasar dalam aturan
perilaku dalam organisasi tersebut. Budaya perusahaan merupakan keinginan
kelompok untuk berbuat sesuai harapan dan manifestasi kehidupan
dalam mencapai nilai-nilai yang dianut organisasi.
Membangun budaya organisasi yang efektif di masa pandemi saat
ini, perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, sehubungan dengan banyaknya
perubahan-perubahan yang terjadi pada tatanan kehidupan, mulai dari kehidupan
sosial dan juga dalam berorganisasi.Dampak dari kebijakan dengan menjaga jarak
atau social distancing, telah merubah pola prilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan cara kerjapun telah digantikan dengan cara daring atau virtual demi
mencegah penyebaran pandemi covid-19. Dengan demikian bagaimana penyesuaian
yang harus dilakukan pada budaya organisasi perusahaan.
Ada Lima karakteristik budaya organisasi perusahaan yangbisa
digunakanuntuk menganalisis agar perusahaan menjadi tegar menghadapi baik pada
saat Covid-19 masih berlangsung maupun pasca-covid-19.
1. Adanya Inovasi dan Pengambilan
Resiko. Berinovasi dan bereksperimen dalam bekerja serta berani mengambil
resiko merupakan karakteristik pertama dari budaya organisasi perusahaan.
Bersikap selalu inovatif dan bereksperimen dalam bekerja khususnya
terutama pada penyelesaian masalah yang timbul di masa pandemic
ini. Tujuannya, agar perusahaantetap berinovasi dalam menghasilkan
dan mendistribusikan produk serta menata tatanan dalam berorganisasi dengan
tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan anggota-anggota organisasi atau
karyawan, termasuk anggota keluarganya di rumah.
2. Memperhatikan secara mendetail.
Karakteristik budaya organisasi perusahaan menuntut agar anggota organisasi
diminta fokus dan cermat dalam bekerja serta ketepatan dalam menganalisis hasil
pekerjaan. Selain itu perhatian pada hal-hal yang rinci dengan selalu teliti
dan mendetail dalam menganalisis, baik produk, proses dan juga pelanggan,
karena prilaku pelanggan akan berubah ketika muncul Covid-19. Perhatian secara
mendetail ini, dalam masa pandemi diperluas tidak hanya fokus pada hal yang
dikerjakan dan juga pelanggan tetapi memberi perhatian detail pada kesehatan
dan keselamatan karyawan dengan memberikan bentuk perhatian. Bentuk perhatian
ini bisa berupa pemberian informasi dari sumber-sumber terpercaya sampai pada
pemberian dukungan baik moril maupun materiil dan memberikan rasa aman dan
nyaman dalam situasi yang tidak pasti ini sehingga tidak terjadi kepanikan dan
ketakutan. Hal ini dilakukan karena perlu juga membangun kesehatan mental dan
emosional anggota organisasi, walaupun kerja dilakukan secara daring atau
virtual
3. Berorientasi pada
kebermanfaatan.
Fokus pada kebermanfaatan berbagai
fihak dengan fokus pada hasil akhir pekerjaan dengan harapan yang tinggi atas
hasil akhir pekerjaan tersebut merupakan karakteristik budaya organisasi yang
ketiga. Akan tetapi di masa pandemi Covid-19 ini harapan yang tinggi tidak
hanya fokus pada hasil akhir pekerjaan tetapi juga kesehatan dan keselamatan
selama proses yang dilakukan. Untuk membantu hasil akhir yang tinggi, perlu
adanya suatu teknologi yang dapat mendukung dengan memasukkan alat kerja
digital yang bisa dilakukan dari jarak jauh, sehingga walaupun kebijakan
WFH dilakukan, hasil akhir yang tinggi tetap tercapai.
4. Berorientasi pada tim.
Kegiatan kerja yang diorganisasikan
dalam tim-tim bukan dalam individu-individu dengan melakukan kolaborasi
merupakan karakteristik budaya organisasi perusahaan yang strategis.
Berorientasi pada tim dalam segala hal termasuk pada tiap keputusan yang
diambil oleh organisasi harus melalui pertimbangan bahwa dampaknya harus
positif terhadap anggota dalam organisasi. Dalam masa pandemi seperti ini
karyawan hendaknya diberikan kepercayaan yang lebih besar agar kemandirian
karyawan terbangun. Selalu menjaga komunikasi dengan tim dan melakukan
interaksi antar tim dengan menyediakan fasilitas komunikasi yang lebih
efektif.Fungsi kontrol sosial dari budaya organisasi mampu mempengaruhi
keputusan dan perilaku karyawan. Cara yang efektif mengarahkan karyawan untuk
mencapai tujuan atau sasaran organisasi sesuai dengan yang diharapkan
yaitu dengan melakukan peninjauan ulang prioritas perusahaan ditengah
kondisi pandemi ini. Selanjutnya pastikan bahwa sasaran dan yang menjadi
prioritas utama tersebut tersosialisasikan dan dipahami oleh para karyawan
hingga level yang paling bawah
5. Bersifat agresif.
Memiliki inisiatif dan adanya semangat berkompetisi dalam bekerja serta membuat anggota bertindak agresif merupakan karakteristik terakhir dari budaya organisasi. Dimasa pandemi Covid-19 ini tinjau kembali seluruh perspektif biaya, inventaris, pertumbuhan, rencana, dan strategi dari sudut pandang yang berbeda. Evaluasi rencana bisnis dengan menemukan hal-hal yang perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam menghadapi masa selama dan pasca pandemi. Terapkan strategi yang paling tepat dengan selalu menghormati dan memperkuat hubungan dengan pelanggan agar target pendapatan tetap tercapai dengan memberikan kepuasan pelanggan yang optimal. Tujuannya keuntungan yang maksimal dapat diperoleh dengan selalu mengikuti protokol kesehatan dan keselamatan baik di tempat kerja, di jalan maupun di rumah yang tidak luput dari pantauan organisasi. Berdasarkan berbagai perubahan tatanan kehidupan baik personal maupun usaha, maka hendaknya dengan segera membentuk budaya organisasi baru yang sehat, bersih, nyaman, aman dan tetap menguntungkan.
Dengan demikian di masa pandemi Covid-19 perusahaan mampu bertahan hidup dan menyesuaikan diri dalam pola hidup yang dipedomani protokol kesehatan yang dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran sambil beraktivitas seperti biasa, sehingga keuntungan tetap diraih walaupun ditengah ketidak
Terhadap studi kasus yang rekan – rekan mahasiswa/i pilih, berikan “Judul”, ulas/bahas, berikan tanggapan.
Jawab :
Judul "Perubahan Budaya Organisasi Yang Terjadi Pada Masa Pandemic"
Tanggapan :
Dengan adanya perubahan budaya organisasi pada suatu perusahaan,
yang pada mulanya bekerja seperti biasa dalam keadaan normal harus merubah
secara drastis dikarenakan Pandemic. Dengan kebijakan yang diberikan oleh
Pemerintah untuk melarang seluruh masyarakat keluar rumah bila tidak keadaan
mendesak, membuat para karyawan harus mengerjakan segala sesuatu dari rumah. Dampak
dari kebijakan dengan menjaga jarak atau social distancing, telah merubah pola
prilaku dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan cara kerjapun telah digantikan
dengan cara daring atau virtual demi mencegah penyebaran pandemi covid-19.
Perusahaan pada saat pandemi Covid-19 ini harapan yang tinggi tidak hanya fokus pada hasil akhir pekerjaan tetapi juga kesehatan dan keselamatan selama proses yang dilakukan. Untuk membantu hasil akhir yang tinggi, perlu adanya suatu teknologi yang dapat mendukung dengan memasukkan alat kerja digital yang bisa dilakukan dari jarak jauh, sehingga walaupun kebijakan WFH dilakukan, hasil akhir yang tinggi tetap tercapai. Tujuannya keuntungan yang maksimal dapat diperoleh dengan selalu mengikuti protokol kesehatan dan keselamatan baik di tempat kerja.