Nama : Ketut Nita Oktavia Widiarti
Nim : 18010021
Kelas : 201D
Manajemen
DECODING THE ECONOMICS OF
COVID19
Beberapa bulan
terakhir ini dunia sedang dilanda virus yang sering disebut Corona Virus
Disease 2019. Bahkan
wabah viruscorona telah ditetapkan sebagai pandemiglobal oleh World Health
Organization (WHO) beberapa waktu yang lalu. Hal inilah yang kini menjadi
pembicaraan dan perbincangan publik yang tejadi diseluruh dunia. Setelah
pernyataan yang ditetapkan oleh WHO tersebut tentunya ini menjadi problematika
yang harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah dan masyarakat seluruh
dunia
Penyakit ini
pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, ibukota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara
global, mengakibatkan pandemi korona virus 2019-2020 yang
sedang berlangsung.
Awal kasus
Covid 19 di Indonesia di awal bulan Maret 2020. Tentunya dengan masuknya
pertama kali Virus Corona di Indonesia akan memberikan dampak secara tidak
langsung untuk negara Indonesia. Salah satu dampak yang paling terasa adalah perekonomian
negera Indonesia.
Virus
Corona (COVID-19) yang tengah menjadi permasalahan kesehatan global untuk saat
ini menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap semua sektor kehidupan
diseluruh dunia. Mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, sosial, pariwisata dan
sebagainya. Hal ini terjadi karna COVID-19 menimbulkan rasa ketakutan akan
bahaya dan resikonya yang berdasarkan berita dan fakta yang tersebar saat ini
yaitu dapat berujung pada kematian. Akibatnya timbul rasa kekhwatiran masyarakat untuk menjalankan
segala aktifitasnya yang memiliki kemungkinan akan tertular virus COVID-19 ini.
Pada 4
April 2020, lebih dari 1,03 juta kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari
dua ratus negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 54.100 kematian. Lebih
dari 218.000 orang telah pulih. Terdapat dua dampak yang terjadi akibat
Covid19, yaitu dampak yang merugikan atau Potential
Loser dan dampak yang menguntungkan atau Potential Winners.
Potential Loser adalah dampak yang merugikan, yaitu sebagai berikut
:
1. Tourism & Leisure
Tourism
atau pariwisata merupakan sektor ekonomi yang paling sensitif karena di
Indonesia beberapa daerah dan pulau menjadi tempat destinasi untuk berlibur. Pariwisata yang pada awalnya kian
mengalami pertumbuhan yang begitu pesat saat ini seakan melemah dan mengalami
penurunan yang sangat drastis. Penurunan yang terjadi dalam sektor pariwisata
untuk saat ini tidak akan bisa ditanggulangi sampaikasus COVID-19 ini menemukan
titik terang penyelesaiannya.
Pada
situasi dan kondisi saat ini daya tarik wisatawan baik asing maupun lokal
sangat menurun akibat kekhawatiran virus coronatersebut. Hal itu sudah terlihat
dari banyaknya para wisatawan yang membatalkan agenda wisatanya ke berbagai
destinasi.
Jika
penyebaran virus corona tidak ditanggulangi secara serius maka ditakutkan dapat
menimbulkan dampak yang lebih buruk kedepannya. Maka dariitu diperlukan peran
nyata dari pemerintahdan segenap jajarannya untuk secara cepat, tepat dan
maksimal mencari dan menemukan solusi dalam upaya pencegahan dan penanganan
kasus penyebaran virus corona ini.
2. Avition & Maritime
Dunia penerbangan terkena dampak wabah korona
Covid-19. Penutupan sejumlah kota dan larangan penerbangan di sejumlah negara
untuk mencegah penyebaran korona membuat pergerakan penumpang udara mengalami penurunan.
Kebijakan ini memberi dampak pada industri
transportasi udara, yaitu penurunan jumlah penumpang. Semakin bayak pembatasan
dan larangan melakukan perjalanan akan membuat potensi kerugian besar pada
layanan angkutan udara.
3. Automotives
Akibat yang ditimbulkan Covid-19 untuk bidang
automotif adalah salah satunya berkurangnya pemasok komponen otomotif dan juga
mempengaruhi pasokan suku cadang , kini banyak pabrik otomotif yang kehabisan
stok komponen untuk merakit mobil.
4. Construction & Real Estate
Perekonomian global yang mengalami perlambatan dan
pandemi Covid-19 akan berdampak pada sektor konstruksi dari sisi
keberlangsungan proyek dan material bahan baku. Beberapa dampak yang dirasakan
sektor konstruksi dengan adanya pandemi Covid-19 ini, termasuk dengan
perlambatan ekonomi dan adanya pergeseran atau relokasi anggaran untuk fokus ke
penanganan Covid-19 ini dan beberapa proyek dalam pembangunan suatu perumahan
terhambat dengan adanya Covid-19 ini karena kekurangan bahan baku.
5.
Manufacturing
(non esential)
Dampak yang
dikhawtirkan di bidang Manufaktur adalah impor bahan baku menyusut. enurunan impor bahan baku dan barang
modal menandakan kegiatan produksi di dalam negeri tengah lesu. Serta konsumsi
masyarakat menyusut, dikarenakan virus Covid-19 masyarakat takut akan keluar
rumah sehingga banyak toko-toko tutup.
Sejumlah
pedagang di pasar tekstil besar di Indonesia pun menghentikan sementara
kegiatan usahanya seiring meluasnya pandemi corona. Selain itu, penutupan juga
dikarenakan sepinya pembeli sejak kebijakan pembatasan sosial diberlakukan.
konsumsi barang seperti pakaian, transportasi, perlengkapan rumah tangga, dan
leisure diperkirakan terkoreksi. Inilah yang akan membuat tekanan bagi industri
manufaktur semakinberat.
6. Financial Services
Dampak yang di terima untuk jasa keuangan di
Indonesia adalah kurangnya mobilitas masyarakat berkurang, serta kenaikan mata
uang USD yang berdampak penuh dengan turunnya nilai mata uang Indonesia (IDR)
Besarnya sentimen negatif terkait penyebaran virus
Corona baik secara global maupun perkembangan di Indonesia mempengaruhi kinerja
sektor jasa keuangan domestik, khususnya di pasar keuangan, baik pasar saham
maupun SBN. Sejak awal Maret 2020 sampai dengan 24 Maret 2020, investor
nonresiden tercatat keluar dari pasar saham dan SBN masing-masing sebesar
Rp6,11 triliun dan Rp98,28 triliun (data DJPPR: 23 Maret 2020).
Dengan kondisi tersebut, pasar saham melemah
signifikan sebesar 27,79% mtd atau 37,49% ytd menjadi 3.937,6, diikuti dengan
pelemahan di pasar SBN dengan yield yang rata-rata naik sebesar 118,8 bps mtd
atau 95bps ytd. Pelemahan ini disebabkan pada kekhawatiran investor terhadap
virus Corona yang akan berdampak pada kinerja emiten di Indonesia.
7. Education
Dampak yang paling dikhawatirkan adalah efek jangka
panjang. Sebab para siswa dan mahasiswa secara otomatis akan merasakan
keterlambatan dalam proses pendidikan yang dijalaninya. Hal ini bisa
mengakibatkan pada terhambatnya perkembangan kematangan mereka di masa yang
akan datang. kondisi demikian akan mengganggu pencapaian kematangan siswa dalam
meraih tujuan belajarnya, baik secara akademis maupun psikologis. Yang lebih
mengkhawatirkan lagi adalah dampak psikologisnya. Siswa yang harus tertunda
proses pembelajarannya akibat penutupan sekolah sangat memungkinkan akan
mengalami trauma psikologis yang membuat mereka demotivasi dalam belajar.
8.
Oil & Gas
Dampak dari virus corona untuk
sektor oil dan gas adalah turunnya harga minyak dunia terjadi karena kelebihan
pasokan, permintaan dunia sedang turun karena melambatnya pertumbuhan ekonomi
di dunia. Jika terjadi penurunan
permintaan, maka jumlah gas
di pasar akan lebih banyak dari permintaan. Kondisi ini membuat harga gas di
pasar mengalami penurunan yang berujung pada penurunan investasi pada sektor
migas. Namun juga untuk dampak dari virus corona untuk oil dan gas juga
berdampak positif karena berkurangnya pengeboran minyak bumi.
Potential
Winners adalah dampak positive yang diterima
ketika dampak Covid-19.
1.
Medical supply & Services
Dampak
dari Covid-19 untuk dunia kesehatan adalah meningkatnya permintaan masyarakat
terhadap alat-alat kesehatan seperti masker mulut, alat pelindung diri (APD)
untuk para medis serta obat-obatan, vitamin serta handsanitizer. Bahkan
perusahaan yang memproduksi masker sendiri pun kehabisan bahan baku dikarenakan
permintaan dari konsumen yang begitu tinggi dan juga harga yang di pasarkan
meningkat lebih tinggi dari harga biasa. Selain alat kesehatan yang dibutuhkan,
tenaga medis pun juga sangat dibutuhkan, banyak para dokter-dokter yang sedang
koas, dan masyarakat rela menjadi relawan untuk membantu para tenaga medis yang
sudah ada.
2.
Food Processing & Retail
Merebaknya pandemi COVID-19 turut berimplikasi
terhadap lonjakan permintaan akan bahan kebutuhan pokok. Anjuran pemerintah
agar masyarakat melakukan kegiatan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah
mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian sembako secara masif guna
memenuhi persediaan hingga beberapa waktu mendatang.
Fenomena panic buying yang sempat terjadi
di beberapa daerah red zonepersebaran Covid-19 berdampak pada keterbatasan
akses kelompok rumah tangga kelas menengah ke bawah yang tidak mampu “menyetok”
bahan makanan. Untuk meredam shock kenaikan permintaan dan potensi penimbunan kebutuhan
pokok, pemerintah dapat mengoptimalkan pengawasan terhadap aturan pembatasan
pembelian kebutuhan pokok baik di pasar tradisional maupun pasar ritel modern.
3.
Personal & Healthcare
Terjadinya
wabah virus Covid-19 ini membuat semua orang lebih peduli kepada kebersihan dan
juga kesehatan mereka masing-masing dan juga tempat-tempat umum serta
transportasi umum lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.
4.
ICT ( Information and Communication
Technologies)
Dampak
yang diterima untuk Sektor Telekomunikasi, ada dua dampak langsung Covid-19
bagi pelaku TIK. Pertama adalah keterlambatan pasokan perangkat jaringan, dan
juga dukungan teknis bagi solusi atau use case layanan baru terhambat akibat
terbatasnya tenaga ahli dari vendor yang berasal dari negara terdampak
Covid-19.
Tingkat persebaran informasi yang cepat menimbulkan
kepanikan yang dahsyat di masyarakat. Implikasinya membuat perilaku masyarakat
berubah. Kepanikan tersebut salah satunya mengakibatkan ketimpangan dari sisi
keseimbangan permintaan dan penawaran.
5.
E-Commerce
Pertumbuhan pemesanan e-commerce yang
semakin pesat pun terjadi pada bulan Maret 2020, tepatnya setelah wabah Virus
Corona (Covid-19) menyebar di Indonesia. Virus Corona menyebabkan dampak yang
signifikan tehadap perekonomian di negara-negara yang terdampak virus tersebut,
termasuk Indonesia.
Peningkatan belanja digital tersebut terjadi karena
masyarakat lebih memilih untuk membeli kebutuhannya secara online, hal
tersebut sejalan dengan pemberlakuan kebijakan pemerintah yaitu bekerja dari
rumah atau work from home (WFH) serta perpanjangan masa belajar di
rumah.
Pertumbuhan e-commerce pada kondisi
seperti sekarang ini membuka peluang besar bagi jasa ekspedisi pengiriman
barang antar daerah, baik domestik maupun luar negeri untuk dapat berkontribusi
dalam proses pengiriman. Jasa kurir juga berperan penting dalam menunjang
kelancaran bisnis suatu perusahaan yang memerlukan layanan pengiriman secara
cepat dan aman.
Semakin meningkatnya jumlah pemesanan dalam e-commerce,
ditunjang oleh layanan yang diberikan jasa kurir juga semakin berkembang,
mulai dari sistem tracking, e-wallet, sampai multidrop.
Sistem tracking memungkinkan konsumen bisa memantau jasa kurir online
yang sedang bertugas mengantarkan barangnya. Sementara e-wallet adalah
proses pembayaran yang bisa digunakan oleh konsumen, sehingga tidak perlu
kesulitan untuk mentransfer ataupun membayar langsung secara tunai, sedangkan
sistem multidrop memungkinkan konsumen mengirimkan barang dari satu
asal ke beberapa tujuan dalam satu kali pengiriman. Begitu juga sebaliknya,
konsumen dapat mengirimkan barang dari beberapa barang ke satu tujuan.
6.
Agriculture
Dampak
yang diterima dari pandemi Covid-19 ini untuk sektor pertanian adalah semakin
banyaknya permintaan dari para konsumen untuk kebutuhan pokok seperti beras,
gula, buah-buahan dan juga sayur-sayuran yang menyebabkan harga pasar jadi
meningkat.
Kemudian
rantai pasokan makanan menjadi terhambat, Karena
logistik terganggu dan upaya-upaya dilanjutkan untuk memperlambat penyebaran
virus, berbagai sektor industri yang terhubung sudah terkena dampak. Seperti
halnya gangguan rantai pasokan di peternakan pastinya akan ada masalah dengan
pengiriman dan pengambilan produk pertanian, selain itu perlambatan juga dapat
berdampak pada pupuk, bahan bakar dan pergerakan input lainnya.
Stimulus pendanaan dalam rangka peningkatan produksi
dalam negeri sektor pertanian. Pada kondisi saat ini kebutuhan akan makanan
dengan giji dan nutrisi yang baik seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
mengalami peningkatan permintaan. Selama ini Indonesia impor untuk memenuhi
permintaan terhadap komoditi ini.
Indonesia Pasti Bangkit
BalasHapus